Sumber : Buku materi inti yang diterbitkan oleh Direktorat PPPML Kementerian Kesehatan RI


Informasi tentang TB, HIV dan Koinfeksi TB-HIV


Epidemiologi HIV
  • Sebagian besar wilayah Indonesia berada pada level epidemi HIV terkonsentrasi (Concentrated Epidemic) dengan prevalensi HIV yang tinggi (> 5%) pada populasi kunci seperti LSL (Lelaki Seks Lelaki), WPS (Wanita Pekerja Seks), waria, Penasun (Pengguna Narkoba Suntik), kecuali tanah Papua yang termasuk epidemi HIV yang meluas tingkat rendah (2,3%, 2013). 
  • diperkirakan ada 638,537 orang dengan HIV di Indonesia pada tahun 2014.
  • estimasi prevalensi HIV nasional adalah 0,41% pada orang berusia 15-49 tahun , di tahun 2014.
  • Secara kumulatif jumlah kasus HIV yang dilaporkan berjumlah 191.073 dan kasus AIDS dilaporkan sebanyak 77.112 dengan tuberkulosis sebagai salah satu dari infeksi penyerta yang paling banyak ditemukan pada kasus AIDS yang dilaporkan (Data Kemenkes , 2015).

Sedangkan pada TB yang menjadi permasalahan dan penyebab utama meningkatnya beban masalah TB yaitu
  • kemiskinan 
  • kegagalan program TB selama ini diakibatkan oleh :
  1. Tidak memadainya komitmen politik dan pendanaan 
  2. Tidak memadainya organisasi pelayanan TB (kurang terakses oleh masyarakat, penemuan kasus / diagnosis yang tidak standar , obat tidak terjamin penyediaannya, tidak dilakukan pemantauan, pencatatan dan pelaporan yang standar dan sebagainya).
  3. Tidak memadainya tatalaksana kasus (diagnosis dan paduan obat yang tidak standar, gagal menyembuhkan kasus yang telah didiagnosis).
  4. Salah persepsi terhadap manfaat dan efektifitas Bacillus Calmette et Guerin (BCG)
  5. Infrastruktur kesehatan yang buruk pada negara-negara yang mengalami krisis ekonomi atau pergolakan masyarakat.
  • Perubahan demografik karena meningkatnya penduduk dunia dan perubahan struktur umur kependudukan.
  • Dampak endemi HIV.  
 Faktor risiko kejadian sakit TB :
  • Pasien yang tidak diobati setelah 5 tahun akan : 50% meninggal, 25 % akan sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh yang tinggi dan 25% menjadi kasus kronik yang tetap menular.  


Pertanyaannya adalah  mengapa intensifikasi penemuan kasus TB pada ODHA :
  • TB IO yang sering dijumpai pada ODHA (30,9%) Kemenkes RI, 2012 
  • TB penyebab utama kematian pada ODHA (TB paru BTA negatif  dan TB ekstra paru) : keterlambatan diagnosis dan terapi TB  
 
Kegiatan intensifikasi penemuan kasus : 
  •  Edukasi TB pada ODHA di layanan HIV
  • Skrining TB pada ODHA
  • Diagnosis dini TB pada ODHA 
Dilakukan oleh petugas HIV.
😉👩👩👩😊😊
Sumber : Buku materi inti yang diterbitkan oleh Direktorat PPPML Kementerian Kesehatan RI 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Epidemi HIV dan Epidemi TB ....

Apa itu HIV AIDS dan Bagaimana cara mencegahnya

Tim VCT BANYUASIN