PENULARAN HIV AIDS TERTINGGI KARENA PERILAKU HETEROSEKSUAL
Menkes:
Penularan HIV AIDS Tertinggi karena Perilaku Heteroseksual
Red: Rahmat Santosa Basarah
Menteri Kesehatanb Nila F. Moeloek dan
Gubernur Jatim Soekarwo serta Wagub Jatim Saifullah Yusuf pada acara Kampanye
Peringatan Hari AIDS sedunia di Gedung Grahadi Surabaya, Kamis (1/12)
Menteri
Kesehatan (Menkes) Nila F. Moeloek mengungkapkan bahwa faktor risiko
penularan HIV terbanyak adalah melalui hubungan seks yang berisiko pada
heteroseksual. Yaitu 66 persen. Diikuti oleh penggunaan jarum suntik tidak steril pada pengguna napza suntik (penasun) sebesar 11 persen, lelaki seks dengan lelaki sebesar tiga persen serta penularan dari ibu ke anak sebesar tiga persen.
Ini diungkapkan
Menkes pada Kampanye Puncak Peringatan Hari HIV AIDS sedunia di Gedung Grahadi,
Surabaya, Kamis (1/12). Dikatakan Menkes, jumlah kasus AIDS yang dilaporkan
tertinggi adalah pada ibu rumah tangga (10.626); tenaga non
professional/karyawan (9.603); wiraswasta (9.439); petani/peternak/nelayan
(3.674); buruh kasar (3.191); penjaja seks (2.578); PNS (1.819); dan anak
sekolah/ mahasiswa (1.764). Data – data yang didapat tersebut di atas mendasari
dalam strategi pencegahan dan pengendalian HIV AIDS yaitu dengan pendekatan
yang berfokus dalam keluarga dan masyarakat.
Menkes menjelaskan pencegahan dan
pengendalian HIV AIDS harus dilakukan bersama sama oleh pemerintah bersama
dengan seluruh lapisan masyarakat untuk mencapai hasil yang sesuai dengan
harapan. Hal ini dapat dilakukan dengan koordinasi, kemitraan serta
partisipasi aktif dari komunitas populasi kunci, populasi sasaran serta
masyarakat umum merupakan salah satu pilar dari Layanan HIV AIDS dan Penyakit
Infeksi Menular Seksual Komprehensif
Berkesinambungan atau dikenal sebagai
LKB yang merupakan strategi utama dalam pengendalian HIV AIDS dan PIMS. Oleh
karena itu, diperlukan upaya pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam: (1) berperilaku hidup sehat; (2)
mengatasi masalah kesehatan secara mandiri; (3) berperan aktif dalam
pembangunan kesehatan; serta (4) menjadi penggerak dalam pembangunan berwawasan
kesehatan.“Prinsip dasar dalam Strategi Nasional Pengendalian HIV AIDS adalah
dilaksanakan bersama antara Pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat yang
mencakup: organisasi profesi; organisasi kemasyarakatan; dan organisasi
keagamaan”, papar Menkes.
Pada kesempatan
yang sama, Gubernur Jawa Timur, Soekarwo mengungkapkan bahwa ditemukan di Jawa
Timur hingga periode pelaporan bulan September 2016, secara kumulatif adalah
sebanyak 36.881 orang.’’JUmlah tersebut adalah 64 persen dari perkiraan jumlah
kasus HIV di Jawa Timur,’’ papar Pakde Karwo, sapaan Gubernur Jatim Soekarwo.
Namun menurutnya
penemuan tersebut bukan berarti HIV AIDS di Jatim tidak terkendali. ‘’Namun hal
tersebut merupakan bukti dari keseriusan pemerintah Jatim pada upaya percepatan
deteksi dini dengan menemukan kasus HIV sebanyak banyaknya. Penemuan yang
tinggi tersebut dilanjutkan dengan membuka akses pengobatan untuk mereka,’’
tandas Pakde Karwo dalam acara yang juga dihadiri Wagub Jatim, Saifullah Yusuf
atau Gus Ipul.
Komentar
Posting Komentar